Kamis, September 04, 2008

ORDE BARU FFM

Menyikapi kritik kawan-kawan MMTC

Dalam dunia politik dan sejarah bangsa kita, kata orde baru memang mempunyai suatu makna yang sangat dalam. Dalam pada masa itu, Indonesia menjadi “macan asia”(meminjam perkataan Prabowo Subianto dalam salah satu iklannya). Pembangunan terjadi dimana-mana. Taraf hidup masyarakat membaik. Namun dibalik itu, setan-setan korupsi menggerogoti Indonesia pelan-pelan. Puncaknya pada tahun 1998, Soeharto lengser, begitu juga dengan Orde Baru.

Apa kaitannya tulisan ini dengan kisah diatas? Sebenarnya tidak ada kaitan apa-apa. Saya hanya berfikir FFM saat ini mungkin memasuki orde baru, suatu masa “pembangunan”, dimana setahun belakangan ini, kalau boleh saya bilang, adalah masa Orde Lama FFM. Masa dimana kami, para pengurus FFM pada waktu itu, baru mencoba mencari atau berusaha menemukan suatu bentuk yang terbaik untuk organisasi ini. Memang pada masa itu banyak sekali kekurangan yang terdapat pada FFM, dan mungkin hal itu juga yang menyebabkan beberapa kawan-kawan di MMTC menyampaikan kritik kepada saya, maupun pengurus yang lain. Untuk itu, baiklah saya mencoba untuk memberikan kilas balik tentang FFM itu sendiri, sekalian juga mencoba menyikapi kritik kawan-kawan.

FFM pada awalnya hanyalah hasil iseng-iseng saya dan kawan-kawan yang merasa ingin punya suatu wadah, perkumpulan, komunitas, atau apalah namanya itu, yang sama-sama mempunyai minat dan apresiasi yang besar dalam bidang film. Film disini tidak terbatasi antara film fiksi maupun dokumenter, film panjang maupun pendek, film (seluloid) atau video, yang jelas kami hanya kenal pada satu istilah yaitu : film itu sendiri. Kami menamakan wadah itu Forum Film MMTC, karena awalnya kami menganggap FFM hanya tempat atau forum untuk ngobrol-ngobrol ataupun sharing dengan kawan-kawan tentang sejarah film dan perkembangannya. Pada waktu itu, tidak ada keseriusan dari kami untuk membuat FFM menjadi sebuah organisasi yang mempunyai ketua dan pengurus, AD-ART dan segala macam tetek bengeknya. Namun kemudian ada beberapa kawan lain di MMTC yang ingin bergabung dengan kami dan menyarankan agar FFM bisa menjadi organisasi payung bagi komunitas-komunitas film yang ada di MMTC. Awalnya kami sempat ragu, karena kami menganggap bahwa diri kami pun masih belum mengerti apa-apa soal film, kami masih harus banyak belajar dari komunitas-komunitas lain yang sudah lebih dulu berdiri. Apalagi dari awal (hingga kini, mungkin), kami merasa tidak mendapat dukungan dari lembaga (MMTC). Kami dianggap keluar jalur, karena materi perkuliahan yang ada di MMTC ialah materi broadcast (televisi & radio), jadi lembaga menganggap tidak ada “tempat” untuk “film”. Namun segala kesusahan dan kesukaran itu tidak membuat kawan-kawan FFM mundur. Kami tetap saja mendirikan FFM dengan ketuanya saya sendiri. Pada waktu itu kami tidak berharap banyak dari organisasi ini. Kami menganggap organisasi ini hanyalah organisasi "underground" dibanding dengan organisasi atau unit kegiatan lain yang ada di MMTC.

Pelan tapi pasti, FFM mulai berkembang dengan masuknya kawan-kawan yang terlibat menjadi pengurus. Kami mencoba mengadakan kegiatan-kegiatan yang bisa memuaskan apresiasi kawan-kawan lain dalam bidang film. Dari roadshow film hingga kegiatan terakhir yaitu Parfim 2008. Namun seiring dengan perkembangan FFM, banyak pula hambatan-hambatan yang FFM temui. Misalnya dukungan dari kampus yang minim. Sedikit intermezzo, kegiatan kawan-kawan FFM pernah dihentikan hanya gara-gara tempat yang ingin dipakai ternyata sudah disewa oleh pihak luar MMTC. Akhirnya kami mengalah karena kami sendiri merasa tidak punya kekuatan melawan sistem yang ada di MMTC. Hambatan kedua datang dari jadwal kuliah kawan-kawan pengurus sendiri. Kita semua mengerti, kurikulum yang ada di MMTC ialah kurikulum yang diperuntukkan pada Strata-1 atau S1. Dan kurikulum itu biasanya ditempuh dalam waktu lima tahun. Namun di MMTC, kita harus menempuhnya dalam waktu 4 tahun. Bisa dibayangkan betapa susahnya kami sebagai pengurus untuk membagi waktu. Lalu hambatan ketiga yaitu, mohon maaf, adalah kurangnya dukungan dari mahasiswa MMTC sendiri. Pada beberapa pemutaran film, ataupun kegiatan seperti workshop film, hanya beberapa gelintir mahasiswa saja yang hadir (atau kalau boleh disebut hanya pengurus FFM saja yang hadir).

Hambatan-hambatan tersebut diatas, bukan dimaksudkan untuk pembelaan diri FFM. Tetapi lebih pada pengungkapan kenyataan yang ada di FFM setahun terakhir ini, agar kawan-kawan MMTC dapat mengerti bagaimana sebenarnya FFM itu. Saya menyambut baik setiap kritikan yang dilontarkan pada saya dan pengurus FFM lainnya. Karena saya juga yakin, dari kritikan-kritikan itu, menunjukkan bahwa kawan-kawan MMTC masih peduli dengan perkembangan FFM. Untuk itu saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada kawan-kawan yang sudah memberikan kritikannya.
Kembali pada pembahasan awal, mengenai Orde Lama dan Orde Baru. Saya menganggap bahwa FFM telah memasuki babak baru atau orde baru. Pergantian pengurus tentu akan membuat suasana organisasi yang lebih segar. Banyak rencana program-program yang lebih segar, tidak hanya melulu pemutaran film seperti pada masa FFM orde lama, namun pengurus sekarang juga lebih masuk dalam ranah lain seperti musik misalnya. Namun saya juga tidak mengharapkan FFM orde baru akan sama nasibnya dengan Orde Barunya Pak Harto, lengser dengan sangat menyedihkan. Saya berharap para pengurus FFM yang baru lebih dapat mengurus organisasi dengan lebih baik, lebih bersemangat, lebih riang gembira. Tidak perlu terlalu memaksakan diri, hingga malah membuat kesusahan. FFM dapat langgeng saja, itu sudah cukup. Mengingat kawan-kawan sendiri hanya berada di MMTC selama 4 tahun, tidak mungkin kita terus hanya ngurusin FFM. Tentu banyak hal lain yang perlu diutamakan demi masa depan kita sendiri.

Akhir kata, saya mengucapkan selamat datang pada para mahasiswa baru, dan juga selamat bertugas untuk para pengurus baru FFM yang akan segera dibentuk. Tidak lupa juga saya sangat mengharapkan dukungan dari kawan-kawan MMTC seluruhnya demi kelanggengan FFM sendiri.

Mari kita buat kedamaian yang nyaman di MMTC…
Dan Selamat Berpuasa....

PD Prananda
Penulis adalah penggiat di Kasetbekas Pictures.

1 komentar:

  1. awal dari sebuah kebimbangan menuju kepastian telah tampak,..

    untuk sebuah kepastian pasti mumu dukung. chayo FFM

    BalasHapus